body { margin: 0; padding: 0; text-align: center; } .bg { width: 100%; height: 100%; position: fixed; z-index: 1; float: left; left: 0; }

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLGI

Semangat Mengabdi Untuk Negeri.

body { margin: 0; padding: 0; text-align: center; } .bg { width: 100%; height: 100%; position: fixed; z-index: 1; float: left; left: 0; }

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Poto Bersama Peneliti Dari Jerman.

body { margin: 0; padding: 0; text-align: center; } .bg { width: 100%; height: 100%; position: fixed; z-index: 1; float: left; left: 0; }

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Kebersamaan Kemenristek Penuh Semangat Mengabdi Untuk Negeri.

body { margin: 0; padding: 0; text-align: center; } .bg { width: 100%; height: 100%; position: fixed; z-index: 1; float: left; left: 0; }

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Meski lelah Harus Tetap Eksis.

body { margin: 0; padding: 0; text-align: center; } .bg { width: 100%; height: 100%; position: fixed; z-index: 1; float: left; left: 0; }

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Rapat Rutin Kemenristek.

About

Pages

Rabu, 21 Oktober 2015

Tetap Semangat TIm PHBD KEMENRISTEK UNJA


Sabtu, 10 Oktober 2015

Dokter Muda Asal Malang ini Peraih Penghargaan dari Istana Buckingham


Berbagai permasalahan sosial di Indonesia memaksa para generasi muda bangsa harus terus mampu untuk berinovasi dan berkontribusi pada masyarakat. Mahalnya biaya kesehatan misalnya yang sering membuat golongan masyarakat berpenghasilan rendah kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.

Jumat, 09 Oktober 2015

21 Tokoh Indonesia termasuk dalam Muslim Paling Berpengaruh di Dunia


Sebanyak 21 tokoh Indonesia dinobatkan sebagai tokoh muslim paling berpengaruh di dunia. Mereka masuk dalam daftar The World’s 500 Most Influential Muslim untuk edisi tahun 2016.

Taman Pendidikan Panas Bumi Pertama di Indonesia ada di Sulawesi


Duta Besar Negara tersebut DR Trevor Matheson bersama tim yang melakukan kunjungan kerja ke Kota Tomohon, sekaligus menandatangani persetujuan kerjasama dalam pengembangan energy panas bumi di Sulawesi Utara yang dipusatkan di Kota Tomohon, Agustus lalu.

Gelar Sarjana Belum Cukup untuk Membangun Bangsa

Wisuda ke-69 Universitas Jambi

 Sarjana mempunyai peran besar dalam pembangunan bangsa yakni membangun bangsa menjadi lebih baik. Dengan segala potensi yang dimilikinya, sarjana diharapkan sebagai figur sentral pembangunan. Hal ini dikatakan Rektor  Prof. Dr. Drs. H. Aulia Tasman, M.Sc dalam acara wisuda ke-69 program magister, profesi, sarjana dan diploma semester ganjil tahun akademik 2015/2016.

Kamis, 08 Oktober 2015

Aktivis Penyelamat Orangutan Mendapat Penghargaan dari Inggris

Pendiri dan Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari, Panut Hadisiswoyo, mendapat penghargaan Whitley Award dari Whitley for Nature Fund, sebuah lembaga swadaya internasional di Inggris yang mendukung upaya konservasi alam di seluruh dunia.

Rabu, 07 Oktober 2015

Derita Masyarakat Jambi, Dikepung Kabut Asap dan Sumur Kering


Liputan6.com, Jambi - Selama 2 bulan terakhir, bencana yang menghinggapi warga Jambi benar-benar lengkap. Tidak hanya dikepung kabut asap yang pekat, sumur warga juga dilanda kekeringan akibat kemarau panjang. Bencana kekeringan ini melanda hampir seluruh wilayah Provinsi Jambi.

PHBD KEMENRISTEK UNJA


Alat ECCT Buatan Anak Bangsa ini Mampu Sembuhkan Kanker


Seorang doktor lulusan Universitas Airlangga membuktikan alat terapi kanker Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) mampu mematikan sel-sel kanker. Selama ini temuan kedua (setelah ECVT-red.) pakar tomografi Warsito P. Taruno itu dianggap tak memiliki landasan ilmiah dalam mengatasi penyakit kanker.

Minggu, 06 September 2015

Mari Peduli

Berlantaikan Tanah Berdindingkan kayu Telah Lapuk dan Beratapkan seng yang bocor Di tempat inilah meraka menuntut ilmu dengan semangat meski suka dan duka meraka harus lalui di tempat ini tapi

Sabtu, 25 Juli 2015

Info Terbaru

Hai guys ikuti kegiatan PHBD Kemenristek Unja yang akan menambah wawasan kita tentang pengabdian... Tonkrongi aja terus Blog kita ya untuk info lebih lanjut smile emotikon

Kamis, 21 Mei 2015

SEMINAR GARBAGE PRENEURSHIP

ingin tau bagaimana mengolah sampah menjadi barang yg bernilai ekonomis dan bsa mengahasilkan produk yg keren sekaligus menjaga kebersihan,,,yuk ikutan acara dari Kementrian Riset & Teknologi dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan BEM KBM Universitas Jambi dalam acara Seminar dan Pelatihan Mengolah Sampah ( BANK SAMPAH) 

Senin, 04 Mei 2015

Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Jambi Tahun Akademik 2015/2016

Pada Tahun Akademik 2015/2016 Universitas Jambi mengadakan Penerimaan Mahasiswa Baru untuk lulusan SMA/SMK/MA/Sederajat.

INDONESIA adalah "KITA"

oleh Sendi Kenia Savitri 0
Dari: Sendi Kenia Savitri (Pengajar Muda Kab. Lebak)
untuk semua kawan muda dan berjiwa muda
 

Ternyata Indonesia Punya 2500 jenis Permainan Tradisional!

aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzAxMTM4MTc3X1l6OGJFcG51LmpwZw==

Minggu, 03 Mei 2015

Cara lain Menikmati Borobudur ala UNESCO

download (1)
Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Tidak hanya karena arsitektur candi penginggalan raja wangsa Syailendra itu yang menakjubkan, akan tetapi juga alam sekitarnya yang menyimpan sejuta pesona.

Sabtu, 02 Mei 2015

Coming Soon

Hai guys Segara hadir Seminar Yang Akan membuka Pengetahuan dan Menambah Pundi" Duit kita ....
Jangan Sampai ketinggalan Ya guys Untuk Info Lebih lanjut tetap tonkrongi Blog Kita :)

Jumat, 01 Mei 2015

Dari Yogyakarta. Untuk Pendidikan Indonesia

Published by Akhyari HanantoKi_Hadjar_Dewantara,_with_Tamansiswa_Leaders_(page_104)
 
Hambar rasanya memperingati Hari Pendidikan Nasional tanpa membuka kembali biografi Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.

Selamat Berjuang......!

Selamat berjuang Untuk Ibu Menteri Kementrian Riset dan Teknologi

Rabu, 15 April 2015

Ayo Ikut Lomba Essay Se-Provinsi Jambi


Sekolah Pengolahan Sampah?

waste-image

Dinosaurus Masih Hidup! Dunia yang Hilang di Khatulistiwa

dragon

Asal Usul Jalan Papua di Yogyakarta

jalan papua
Selama enam hari, 151 mahasiswa Stiper Jayapura, Papua, bergotong-royong membuka kembali tujuh mata air yang terdapat di Dusun Sumberan, Desa Candibinangun Kecamatan Pakem, Sleman. Sebagai penghargaan atas dedikasi dan perjuangan itu, warga memutuskan akses menuju tujuh mata air itu diberi nama Jalan Papua.

Inilah Ahli Hukum Luar Angkasa Pertama dari Indonesia

34313_show

Sabtu, 11 April 2015

Indonesia bagus

Banda Aceh

Tokoh-tokoh Indonesia yang Menjadi Nama Jalan di Belanda

P1040632
Tak hanya di negeri sendiri saja nama-nama tokoh Indonesia dijadikan sebagai nama jalan, ada  beberapa diantaranya diabadikan sebagai nama jalan di Belanda. Karena kelima tokoh ini dipandang pemerintah Belanda, memiliki andil yang besar dalam perjuangan Indonesia dan berkontribusi besar pula terhadap hubungan Indonesia-Belanda.

Gelombang Laut Jadi Listrik. Karya ITB


ocean sea waves 1920x1080 wallpaper_www.wallpaperhi.com_20
Daerah pesisir sering kali menjadi daerah yang jarang teraliri listrik. Padahal, gelombang air laut bisa menjadi salah satu sumber energi listrik yang selalu tersedia di alam.

Masyarakat Gunung Kerinci - Jambi

Masyarakat Gunung Kerinci - Jambi | Indonesia Bagus | Fransiska, Wilman, & Yasmina | NetMediatama

good news

Good News From Indonesia

Inilah Pembangkit Listrik Skala Kecil

AKARTA, KOMPAS.com - Pembangkit listrik alternatif terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah dan desa-desa terpencil yang belum terjangkau pasokan listrik PLN. Sejak produksi prototipe pertama tahun 2007 lalu hingga saat ini, Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Logam dan Mesin telah menciptakan empat jenis pembangkit listrik skala kecil yang diperuntukan bagi desa-desa tertinggal dan industri kecil.
Dalam Ritech Expo 2010 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu ( 22/8/2010 ) , Balai Besar Logam dan Mesin memamerkan empat buah prototipe pembangkit listrik skala kecil hasil produksinya.
"Ada empat jenis pembangkit listrik skala kecil yang kami rancang untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk membangun desa mandiri energi dan industri-industri kecil," kata Nana Juhana, salah satu peneliti di Balai Besar Logam dan Mesin di JCC, Jakarta, Minggu.
Keempat mesin dan prototipe tersebut memiliki jenis dan sumber pengadaan energi yang berbeda-beda, terdiri dari pembangkit listrik kincir angin, alternator permanen magnet, turbin kaplan, dan mesin bio diesel.
Nana menjelaskan, pembangkit listrik kincir angin dan mesin bio diesel sudah berhasil diproduksi sejak tahun 2007 . Kedua pembangkit listrik skala kecil ini sudah tidak lagi berupa prototipe namun sudah dikembangkan dan dipasarkan kepada kelompok-kelompok swasta. Pembangkit listrik kincir angin produksi Balai Besar Logam dan Mesin mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1 kVA dari tiupan angin yang didistribusikan oleh tiga buah blade berdiameter delapan meter dan tiang kincir setinggi 12 meter dari permukaan tanah.
"Untuk kincir angin ini produksinya sudah berjalan dan dikembangkan oleh kelompok swasta. Sasarannya memang untuk daerah pedesaan terutama pegunungan yang wilayahnya punya potensi angin yang stabil," kata Nana.
Produksi serupa juga sudah berhasil dilakukan untuk mesin bio diesel berkapasitas 500 cc yang sudah dikembangkan sejak tahun 1998 . Mesin bio diesel produksi Balai Besar Logam dan Mesin memiliku output daya sebesar 12 HP dengan putaran 2.200 rpm dengan kapasitas mesin 500 cc. Bahan bakarnya dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang terdapat di seluruh daerah di Indonesia seperti singkong, jarak, dan rumput laut.
"Mesin bio diesel ini prototipe pertamanya tahun 2008 . Saat itu memang kurang berhasil. Tapi sekarang sudah cukup berkembang di industri kecil," tuturnya.
Sementara dua pembangkit lainnya, yakni alternator permanen magnet dan turbin air kaplan baru berhasil dikembangkan pada akhir 2009 lalu. Hingga kini prototipenya masih terus dikembangkan Balai Besar Logam dan Mesin.
Menurut Nana, dua jenis pembangkit ini masih merupakan jenis pembangkit yang belum banyak dikembangkan di negara-negara lain. Alternator permanen magnet merupakan pengembangan energi listrik tenaga angin dan air yang menggunakan suatu alternator dengan putaran poros rendah. Pengembangan alternator rendah ini dilakukan karena alternator yang ada di pasaran biasanya memiliki putaran poros rotor yang tinggi di atas 1.500 rpm.
"Nah, sumber tenaga air dan angin yang digunakan industri kecil dan masyarakat di desa-desa biasanya menghasilkan putaran yang rendah. Maka itu, alternator permanen magnet ini cocok untuk penggunaan di desa-desa dan industri kecil karena bisa menghasilkan energi listrik dengan putaran rendah," terang Nana.
Sama halnya dengan pembangkit listrik kincir angin dan mesin bio diesel, alternator permanen magnet mampu menghasilkan enegri piko hidro sebesar kurang dari 10.000 watt.
Khusus untuk turbin air kaplan, menurut Nana, mampu menghasilkan energi yang paling besar dibanding ketiga pembangkit sebelumnya. Turbin air kaplan yang prototipenya tercipta sejak akhir 2009 kemarin ini mampu menghasilkan energi mikro hidro di atas 10.000 watt.
Turbin air ini dikembangkan dengan head rendah dari turbin air jenis kaplan. Turbin air ini dirancang untuk ketinggian air 8-15 meter, dengan debit 3 m3/detik. Dengan diameter 1.750 mm dan panjang 2.350 mm serta diameter runner 900 mm dan poros runner mampu mengjasilkan putaran 570 rpm. "Alternator putarannya sebesar 750 rpm. Kapasitas tenaga listrik yang dihasilkannya sebesar 300 kVA," ujar Nana.
Dari keempat jenis pembangkit listrik skala kecil tersebut, Nana mengakui hingga saat ini memang belum ada pengembangan secara massal. Balai Besar Logam dan Mesin Kementerian Perindustrian memang baru menciptakan prototipe untuk selanjutnya dikembangkan oleh kelompok swasta yang berminat. "Peminatnya sebenarnya cukup tinggi dari kalangan swasta. Cuma memang saat ini kami tidak bisa memproduksi secara massal untuk didistribusikan kepada masyarakat di pedesaan dan industri kecil," kata dia.
Keempat jenis pembangkit listrik tersebut, menurut Nana, terus dikembangkan secara internal sambil terus menyosialisasikan kepada kelompok swasta dan masyarakat. "Jadi siapa yang berminat bisa langsung ke Balai Besar Logam dan Mesin untuk kita kembangkan bersama," tutupnya.

Editor : Erlangga Djumena

Potret Pendidikan di Indonesia

Gerakan Indonesia Berkibar

Indonesia Mengajar

Padamu Negeri

Indonesia Mengajar

Kelas Inspirasi

Lentera Indonesia

Kepak Sayap Garuda Di Mancanegara Lebanon

Daerah Sasaran SM-3T

daerah-sasaran
Daerah Sasaran program ini adalah kabupaten yang termasuk kategori daerah 3T di empat provinsi, yaitu Provinsi Aceh, NTT, Sulawesi Utara, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Maluku. Kabupaten yang ditetapkan sebagai sasaran Program SM-3T adalah kabupaten yang telah memberikan respon terhadap Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

Lentera Indonesia

Cerita Di Barat Nusantara - Pulau Banda Aceh | Lentera Indonesia | Febi-Khairil-Maman 

Lentera Indonesia

Papua - Serda Ananda Simatupang

Lentera Indonesia

Rini Setianingsih Pengajar Muda di Langkahan, Aceh Utara

Indonesia Mengajar - Anis Baswedan

Kompetisi Desain Kreatif Perhiasan 2015 Tingkat ASEAN

Kompetisi Perhiasan Kreatif tingkat ASEAN diluncurkan oleh Kantor HKI negara-negara ASEAN bekerja sama dengan European Union-ASEAN Project on the Protection of Intellectual Property Rights (ECAP III Phase II), untuk merangsang penelitian, kreativitas dan keunggulan kreasi perhiasan menarik di kawasan ASEAN.

Lomba Pop Pop Boat Race 2015

Himpunan Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS proudly present:

Marine Icon 2015, sub lomba Pop Pop Boat Race 

PPBR merupakan perlombaan balap kapal yang digerakan menggunakan tenaga uap dengan inovasi R/C untuk mengatur arah laju kapal yang diperuntukkan bagi pelajar SMA/SMK/sederajat dan mahasiswa seluruh Indonesia.

*Pendaftaran dibuka mulai tanggal 25 Februari - 16 April 2015
Technical  Meeting    : 19 April 2015
Race   : 9 Mei 2015

*Hadiah :
Juara I.   2.500.000
Juara II.  1.500.000
Juara III. 1.000.000
Best Design 500.000

*Ayo segera daftarkan tim mu, 1 tim terdiri dari 3 orang (institusi yang sama)


*CP
081 235 255 775 (M. Khusnul YF)

085 666 09000 (Galih Ghafara)
info ini dikirimkan oleh Riyan Bagus

NB ! Silahkan Copy paste, dengan tetap mencantumkan sumber ke info-lomba.com juga. Trims :-) Follow twitter kami: @infolomba_indo Like Fb kami: info lomba

Cerita Tentang Ke-aku-an dan Sedikit Harapan Daerah Baru

oleh Trista Yudhitia Bintoro in Musi Banyuasin, harapan, Indonesia, Indonesia Mengajar, siswa
Aku memperhatikan jembatan kayu di dermaga yang licin penuh lumpur itu dari jendela sepit (speedboat), sebelum akhirnya melemparkan pandangan ke sekelilingnya.  Hanya ada rerumputan dan pohon-pohon.  Hijau yang bagai emerald di daratan dipermanis dengan air sungai sewarna teh susu dibawahnya.  Ada refleksi kehijauan di sungai itu.  Sepi.  Bahkan suara burung walet yang sudah mulai biasa aku dengar di desaku, disinipun tidak terdengar kicauannya.
Sekarang pukul 9 pagi, dan sekarang aku merasa ragu bahwa ini adalah desa Bandar Agung.  Lebih-lebih aku tidak tahu pasti bahwa tempat ini memang benar-benar di muara sungai menuju desa tempat tinggalku.
Memang, aku ini salah turun.  Desa Bandar Agung masih harus beberapa km dari muara sungai, dan aku pagi-pagi di muara tanpa kontak orang desa.
Aku berdecak, kali ini melihat langit. Hari ini langit memutuskan untuk meniru warna batu. Abu-abu.  Mirip sekali dengan langit dikala winter di Melbourne.  Hanya saja, matahari disini lebih betah berlama-lama dibanding langit abu-abu di Negeri Kangguru.  Ah... baru saja akhirnya aku benar-benar sampai di desaku seorang diri, pertama kali pula, tetapi hujan sudah rintik-rintik saja.  Bagus, jalan akan semakin licin untuk dilalui.
  “Benar ini P16?”, tanyaku kepada supir sepit, berharap bukan ini tempatnya.  Mencoba memastikan kembali kepada sang supir ketika aku mencoba memanjat ke pucuk (atas) kapal untuk mengambil tasku.  Ia mengangguk santai.  Dengan pasrah aku mengambil tas carrier kesayanganku.   Tasku berat, hasil dari belanja bulanan-ku di Palembang kemarin.  Ya, beberapa hari yang lalu, aku ke Palembang untuk mengantarkan PM IV pulang setelah memenuhi janji kemerdekaan mereka untuk mencerdaskan anak bangsa.  Kali ini giliranku berlari meneruskan tongkat estafet.
  Setelah tawar menawar harga dan membayarkan biaya sepit kepada awak kapal, aku mencoba meniti jembatan kayu yang semula hanya bisa aku perhatikan saja.  Sepatu karet yang kukenakan ternyata tidak membantuku untuk berdiri tegap di jembatan.  Satu langkah, licin sekali.   Aku sedikit tertawa, terpikirkan kalau-kalau aku jatuh, itu akan menjadi pengalaman pertamaku mencicipi sungai Musi.  Aku bisa berenang. Mungkin. Aku belum mampu berenang di kedalaman sungai lebih dari 30 meter seperti sungai Musi ini.
  Di langkahku yang kedua, entah karena jengah melihatku berjalan bagai siput, atau karena kasihan melihatku sebagai orang baru (dengan badan kecil dan rompi Indonesia Mengajar yang besar), supir sepit menyuruh awaknya untuk membantu membawakan tas carrier-ku sampai ke darat.  Biasanya aku tidak suka barangku dibawakan, tapi sekarang aku tak menolak, tentu saja. Sang awak dengan ringannya berjalan meniti kayu-kayu berlumpurkan tanah liat membawa tasku keatas.  Dia dengan lihainya sudah berjalan kembali menuju sepit setelah meletakkan tasku sembarangan diatas tanah.  Aku? masih tetap setia di tempat yang sama.  Belum bergerak, mencoba mencari-cari kemampuan kinestetik untuk melangkah dengan seimbang.
 Langkah-langkah berikutku kemudian diisi dengan seruan supir sepit dan beberapa ibu-ibu yang menontoniku dari jendela kepadaku (yang tiba-tiba aku merasa seperti di pertunjukan sirkus) dalam bahasa Melayu-nya untuk melepaskan sepatu karetku agar lebih mudah berjalan. Aku memilih untuk mengikuti saran mereka.
***
  Kapal sepit Wawan Putra, dengan biaya transport yang lebih mahal dari biasanya karena kenaikan BBM itu, akhirnya benar-benar pergi ketika aku sampai di atas.  Kapal itu menuju Palembang.  Aku sebenarnya beberapa hari yang lalu juga ada di Palembang.
Kala itu,sehabis selesai segala urusan di Palembang dan bersiap ke dermaga Ampera, aku lupa nama-nama kapal sepit yang menuju desaku.  Seharusnya aku tidak satu sepit dengan rekan-rekan PM-ku, hanya saja rayuan calo-calo kapal membuatku yakin bahwa desaku juga menjadi salah satu tempat perhentian.
 Ya, secara teknis, benar kapal tersebut turun di P16, tetapi di muara sungai menuju desaku.  Masih ada 1,5 km lagi dari muara menuju desaku, dan aku tidak familiar dengan muara itu.  Ditambah hujan badai yang sempat membuat sungai Musi yang tenang dan dalam menjadi berombak besar dan berguncang-guncang seperti di laut., akhirnya aku mengambil pilihan yang aman.  Dari pada terdampar di muara yang tidak kukenal di tengah hujan, lebih baik ke desa temanku untuk beberapa hari.
  Sekarang aku disini, setelah menghabiskan beberapa hari di desa rekan PM yang lain, aku memutuskan untuk kembali ke desa.  Aku turun di muara sungai desa P16B karena memang kapal sepit dari desa rekan PM tidak bisa langsung ke desaku.  Ia hanya dapat menurunkanku disini, di muara.  Dengar-dengar, di muara banyak buaya, tetapi aku bersyukur tidak melihat satupun sekarang.  Aku sebenarnya gugup, tetapi kemudian teringat dengan nasihat ayah.
Jika kamu tersesat atau tidak familiar di suatu tempat, bersikaplah seperti kamu mengenal daerah itu.  Menepilah.   Duduk dan amati orang-orangnya, tempatnya, situasinya. Jangan menarik perhatian.  Kemudian ketika sudah waktunya, berbaurlah.
Aku jelas tidak duduk, celana bahan berwarna hitamku akan penuh lumpur lengket jika aku duduk.  Aku memikirkan antara harus melepaskan rompi Indonesia Mengajar yang mencolok ini atau tidak, dan akhirnya lebih karena dorongan rasa repot melepaskannya, aku memilih untuk tetap mengenakannya.  Aku mengamati sekeliling.  Di sebelah kananku, sungai Musi yang keruh karena hujan semalam.  Dibelakangku, tidak ada jalan, namanya juga muara.  Buntu.  Di kiriku, pepohonan dan tembok-tembok putih yang aku tidak tahu apa.  Pohon-pohon tinggi menghalangi pemandangan dibelakangnya.  Di depanku ada jalan, pasti jalan menuju desa.  Tapi tetap tidak ada tanda-tanda kehidupan.  Sepi sekali padahal sudah sesiang ini.
  Aku kemudian teringat tadi pagi ketika aku diantar oleh anak-anak SD tempat rekan PM-ku di Sungai Kubu di dermaga.  Mereka mengantar dengan ramai, dan dengan senyum ceria di wajah.  Sama seperti pertama kali aku datang bersama temanku, dimana mereka berlarian ke dermaga untuk menjemput dan berlomba-lomba membawakan barang-barang kami.  Aku senang sekali dengan kehadiran mereka.  Lalu kubandingkan dengan keadaan disini, di daerah muara ini, sunyi.  Kontras sekali. Tidak ada celoteh anak-anak atau suara keriuhan warga.  Tiba-tiba aku merindukan mereka.  Anak-anak Sungai Kubu yang pandai berpantun.
  Aku menggelengkan kepala, mencoba menepis pikiran dan kembali ke situasi sekarang. Sepertinya tak ada ojek, jadi aku memutuskan untuk berjalan sambil menunggu orang-orang yang mungkin bisa kutumpangi.  Kali ini sepatu karetku tidak mau bekerja sama.  Ia sukses membawa segumpal lumpur setiap aku menapakkan kaki.  Entah kenapa di situasi ini aku berpikir tentang anatomi kaki bebek untuk berjalan di atas tanah berlumpur.  Akan berguna sekali karena aku tidak perlu membawa lumpur-lumpur liat ini sejauh 1,5 km lagi jika aku punya kaki seperti itu.  Rompiku juga terkena lumpur sana-sini ketika mencoba meletakkan tas carrier ke punggungku. Di pikiranku hanya tentang bagaimana mencuci semua ini.
  Tak lama berjalan, aku melihat warung.  Rupanya disini adalah daerah persawahan.  Lega rasanya melihat ternyata ada orang-orang disini.  Sembari mencoba keberuntungan dengan menanyakan kemungkinan ada ojek disini, alih-alih mereka mengatakan bahwa sudah jelas tidak ada ojek.  Seorang ibu-ibu bermuka Jawa dengan mengenakan kerudung sekenanya, tampaknya si empu-nya toko, memperhatikan bawaanku dari atas sampai bawah.  Sembari memperhatikan, ia memberitahukan bahwa perjalananku masih jauh dan jalan sedang licin dan berbahaya untuk dilalui motor. Seketika itu aku tidak percaya tentang keberuntungan, yang ada hanyalah usaha.  Karena setelah mengucapkan terima kasih dan mencoba melanjutkan perjalanan, mereka kembali memanggilku untuk mengantarkanku ke tempat tujuan. Ya, usaha.  Usaha memancing untuk diantarkan sampai ke tempat tujuan, hahaha.
  Di sepanjang jalan, aku bersyukur tidak perlu berjalan kaki karena jalanan benar-benar buruk di kala hujan.  Struktur tanah disini lebih seperti lempung (tetapi aku memang bukan ahli struktur tanah dan sifatnya).  Dan mungkin karena pohon-pohon penyerap air banyak tumbuh disini, membuat jalan ini kering ketika kemarau dan liat ketika hujan.   Aku harus berdiam sebisa mungkin tidak membuat gerakan sekecil apapun supaya kami tidak sama-sama jatuh dari motor.  Tentu saja sulit, karena aku menggendong tas sebesar diriku.  Aku memperhatikan motor-motor disini memiliki ban seperti bentuk tahu kotak-kotak kecil supaya tidak terlalu licin ketika menyusuri jalanan khas.
  Kemudian aku melewati pasar, menaiki jembatan yang derajat lengkungannya seperti derajat lengkung pelangi.  Mencoba menengok kanan-kiri, berharap aku melihat beberapa anak sambil bertanya-tanya apakah anak itu murid SD ditempatku.  Maklum, sebelumnya aku  hanya tinggal di desa 4 hari.  Sehari bertemu anak-anak muridku di acara pisah sambut, dan sisanya menemani kakak PM IV untuk mengantarkan rekanku ke desanya.  Kemudian selang dua hari kemudian langsung menuju ibukota provinsi untuk mengantarkan kakak-kakak PM kami tersayang kembali ke Jakarta.
***
Perjalanan dari muara ke desa menjadi waktu refleksi buatku sendiri.  Ketika di pasar tadi, aku melihat seorang anak melambaikan tangannya dan berteriak menyapaku, "Bu Guru Trista!".  
Siapa dia, aku bertanya-tanya dalam hati, karena selang waktu sedetik, motor sudah melaju meninggalkan wajah yang kulihat kabur-kabur itu.  Aku hanya bisa melambaikan tangan.
Setelah melewati dua jembatan lengkung itu, tak lama kemudian aku melihat sekolahku.  Pagar biru-putih. Lapangan upacara yang hijau. Pohon-pohon Bougenville merah jambu.  Masih sama dengan yang ada di memoriku.  Di kejauhan, terdapat tower Merah dari provider yang katanya sudah bangkrut. Kemudian seperti di sekolah-sekolah lainnya, ketika mendongak ke atas, kamu bisa melihat bendera Merah-Putih di langit yang tiba-tiba membiru.  Langit di Lalan memang tidak betah dengan abu-abu.
***
  Disini, di desa Bandar Agung ini, akan menjadi tempat baruku selama setahun.  Aku bahkan masih tidak tahu apa yang aku ingin capai atau yang aku harapkan, karena toh dari awal aku hanya ingin membantu.
 Aku belum berbincang dengan anak-anakku, kecuali satu siswa yang ikut ke Palembang karena ia lolos ke babak final OSK ke Jakarta.  Belum sempat aku berinteraksi dengan keluguan dan ketidakluguan mereka.  Masih belum nyata bagiku, karena aku belum mengenal anak-anakku.  Aku masih dipenuhi dengan idealisme hasil pemeriksaanku sendiri.  Aku siap, aku tentu saja siap.  Namun sudah beberapa bulan ini aku begitu berjalan dengan fakta-fakta yang ada.
  Tak pernah aku membayangkan desa ini seperti apa.  Aku telah terbiasa tidak berharap apapun, tetapi aku memang tetap berjalan dengan segala analisa futuristik yang selalu aku sebut-sebut sebagai proposal kehidupan.  Walau kebanyakan, manusia memang hanya bisa berencana, dan disitulah aku menyadari arti berhenti mengharap dan lebih baik berbuatlah lebih banyak.  Lebih memilih mensyukuri masa kekinian dibanding yang nanti-nanti.
  Tetapi yang kulihat sekarang adalah harapan.  Kata sapaan anak yang menyebutku "Bu Guru Trista" itu memberiku harapan yang sederhana. Suatu pengingat. Harapan diriku bisa benar-benar lebih menikmati hidup ‘sekarang’ bersama mereka dengan segala ketidakpastian masa depan.  Menanggalkan segala attribut ke-aku-an.  Ke-individualisme-an.  Bermain dan belajar dengan mereka, memberikan mereka hak untuk mendapat informasi yang tiada batas. Ya, membantu.
  Saat ini, PM lainnya juga sedang mengalami hal yang kurang lebih sama.  Mungkin berbeda, tetapi esensinya tetap sama.  Tidak hanya PM, tetapi manusia lainnya juga.  Saat ini, temanku yang lain juga sedang berjuang sukarela untuk Teach for Malaysia-nya, mungkin telah melewati masa bertanya-tanya tentang tujuan.  Yang sedang bersepeda keliling Kanada untuk menaikkan kesadaran SOS Children's Village tentang keadaan anak-anak di desa juga sama.  Kita punya tujuan yang sama.  Membantu.
  Karena itu, tak sabar rasanya menunggu masuk sekolah.  Bertemu anak-anak yang mukanya hanya kuingat ketika bertemu sekali saja di acara pisah-sambut PM.  Satu hari bersama mereka.  Itu sudah cukup membuat senyumku merekah.  Aku menunggu 364 hari lainnya setelah merasakan momentum bertemu mereka untuk yang pertama kali.  Anak-anak, beri aku harapan: tersenyum bersama-sama kalian dibawah bendera Merah Putih kita, belajar banyak dan tak henti-hentinya!
***
    2 Juli 2013. Desa Bandar Agung, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin

"Perpus kami sudah jadiiii"

oleh Trista Yudhitia Bintoro in Musi Banyuasin, Perpustakaa, Indonesia Mengajar, siswa, indonesia mengajar
"Ibu... perpustakaannya sudah jadi looh", begitu laporan beberapa murid ketika saya baru saja kembali dari kota untuk membantu panitia lokal Kelas Inspirasi Palembang.
Perpustakaan adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh murid-murid SDN Bandar Agung. Perpustakaan lama memang tidak layak guna.  Gelap, lembab, tidak pernah digunakan. Rak bukunya diisi dengan buku-buku yang berjamur karena termakan cuaca dari luar.  Pernah saya hampir berjengit ketika masuk ke perpustakaan lama karena ternyata sampai ada bangkai kucing yang tersisa kulitnya disana.
Tahun 2013 lalu, karena memang susah menggunakan bangunan perpustakaan lama, saya memutuskan untuk meletakkan buku-buku di dekat pintu kantor.  Hasilnya, anak-anak sering sekali datang untuk membaca buku-buku menarik sambil duduk di teras. Agak mengganggu memang, karena ketika terlalu ramai, anak-anak ini akan duduk di berbagai area sehingga menyulitkan guru-guru untuk keluar masuk.  Tetapi namanya anak-anak, semua guru tentu saja memakluminya.
Kala istirahat, ini adalah pemandangan yang saya sukai karena anak-anak tersebut belajar membaca buku atau terkadang bermain catur ketika jenuh dengan huruf.  Saya mensyukuri itu sebagai tanda mereka mempunyai minat baca.  Paling tidak, berminat melihat gambar di buku cerita adalah awal yang baik untuk anak kelas bawah, bukan?
 Pemerintah Kabupaten telah menyetujui anggaran dana rehabilitasi sekolah untuk pembangunan perpustakaan.  Seharusnya hal tersebut telah terealisasikan sejak tahun 2013 yang lalu, namun pada kenyataannya, semua baru terlaksana pada tahun 2014. Ketika dana telah turun ke sekolah, proyek diadakan secara cukup cepat.  Pengadaan rak-rak serta meja-meja kecil telah terpenuhi tanpa suatu kendala.  Memang harus diakui, kepala sekolah yang baik dan cekatan akan membawa sekolah menjadi lebih baik.
Akhirnya perpustakaan kami telah terbangun juga.  Cukup luas dengan meja-meja kecil yang tertata rapi, ditambah karpet empuk yang nyaman, dan tentu saja dengan buku-buku hasil bantuan dari Festival Gerakan Indonesia Mengajar dan satu CSR perusahaan swasta.  Memang sebagian rak masih kosong, tetapi ini memang menjadi agenda bersama sekolah SDN Bandar Agung untuk memenuhinya.
 Tak butuh waktu lama, perpustakaan telah menjadi tempat favorit siswa-siswa. Mas Imam, begitu sebutan yang biasa kerap disapa di sekolah, adalah pustakawan di sekolah kami. Ia sudah terbilang lama bergabung di sekolah.  Sembari menjadi staff sekolah, ia juga menjalani kuliah di jurusan kepustakaan dan baru saja lulus wisuda tahun ini. Momentum yang sangat tepat sekali dengan adanya perpustakaan baru!
Menjadi tempat favorit, berarti banyak juga peristiwa atau aktivitas yang cukup mengundang senyum geli, gelengan kepala, atau juga kagum, kala saya berkunjung ke perpustakaan. Contohnya seperti dibawah ini:
1.       “Ayo baris… ayo baris… “
Mas Imam nampaknya membuat tata tertib masuk ke perpustakaan, dan merupakan satu dari orang yang terlalu sabar untuk menerapkannya ke siswa-siswa.  Salah satunya adalah berbaris rapi di dekat pintu masuk untuk menerima kartu masuk perpustakaan.
Ketika saya sedang membaca buku di perpustakaan karena tidak ada jam mengajar, siswa-siswa kelas 1 baru saja pulang sekolah.  Murid-murid perempuan yang mungil dan manis ini lewat di depan perpustakaan karena berdekatan dengan kantin sekolah dimana ibu-ibu mereka sudah menunggu.  Tadinya, mereka ingin langsung pulang, namun melihat perpustakaan yang ramai, mereka berbelok tujuan.
“Wah… ada bu Trista. Baca dulu yuk! Eh kita mesti baris kan.. ayo baris… ayo baris…”.Mereka pun dengan langkah kecil-kecil, satu persatu berbaris, rapi dan tertib.
Beda sekali dengan keadaan di kelas formal, dimana mereka akan berebutan datang ke meja guru untuk di-biji (dinilai) tugasnya.  Biasanya juga, mereka akan patuh untuk antri jika diingatkan.  Namun di perpustakaan, mereka dengan pintarnya ingat untuk berbaris dengan kehendak sendiri.
(Ingin rasanya memperlihatkan kebiasaan ini kepada bapak-bapak yang sering sekali menyerobot antrian jika saya ke kantor pos di kota.)

2.       “Cah lanang, ayo pulang!”
Anak kelas 1 memang audiens yang paling jujur.  Jika dirasa menarik, ia akan tetap berada disana dan menikmatinya.  Mungkin bagi mereka, perpustakaan adalah taman bermain baru.  Padahal, jumlah buku hanya sekitar 100-200 exemplar.  Namun itu sudah cukup membuat beberapa anak laki-laki kelas 1 memilih untuk terus membaca buku cerita dengan temannya sampai-sampai ibunya menjemput untuk segera pulang.
Saya sampai tertawa ketika melihat satu anak berkali-kali menolak untuk pulang.  Anak ini memang kritis jika berada di kelas 1. Dia juga kerap kali membantu temannya yang memang lebih lambat menerima pelajaran. Sang ibu akhirnya diam dan hanya duduk di teras perpustakaan menunggui anaknya yang harap-harap akan bosan membaca buku.
Gemas rasanya melihat ekspresi anak-anak kecil ini ketika membaca buku.  Mata membulat, jari-jari tidak sabar untuk membuka halaman berikutnya, berpeluh mengeja kata demi kata.  Buku pelajaran bahasa Indonesia atau SBK seperti peta harta karun di mata mereka.  Priceless!

3.       Action! “Burung kutilang bernyanyi….~”
Saya ingat kuesioner perpustakaan yang diberikan oleh kantor Indonesia Mengajar. Perpustakaan dimanfaatkan untuk kegiatan apa?
Nampaknya, perpustakaan ini dijadikan area aktivitas bernyanyi dan menari oleh siswa-siswa kelas 2 yang bosan menunggu kelas 1 pulang.  Maklum, kelas 1 dan kelas 2 berbagi kelas.  Kelas 2 seharusnya masuk jam 10, namun karena mereka takut terlambat (kata mereka), mereka berangkat pagi-pagi seperti layaknya kelas 1.  Apa yang mereka lakukan? Biasanya ya, bermain.
Dengan adanya perpustakaan, kegiatan menunggu mereka menjadi lebih bermanfaat.  Membaca buku pelajaran (yang menurut mereka menarik sekali), belajar menyanyi (lagi-lagi Mas Imam memang baik sekali mengajarkan nyanyian anak-anak kepada mereka), pentas seni menari, atau mengaji (iya, ada bad boy kelas 2 favorit saya yang belajar mengaji dari buku pelajaran agama.  Luar biasa, biar penampilan bad boy, hati tetap sholeh).

4.       “Ayo tebak ini artinya apa?”
Kelas 6 tak kalah dalam memanfaatkan perpustakaan.  Mereka mempunyai misi lain.  Biasanya anak kelas atas ditugaskan menjadi pustakawan cilik lengkap dengan kartu tanda pengenal mereka.  Tugas mereka adalah menjaga ketertiban perpustakaan, mengatur kartu tanda masuk peserta, dan lain sebagainya.
Yang lain, akhir-akhir ini selalu terlihat sibuk membaca satu halaman dari Tulkif Inklusi UNESCO, sebuah buku dari NGO yang pernah mengadakan pelatihan sekolah inklusi bebrapa tahun yang lalu di kecamatan kami.  Yang mereka pelajari adalah huruf isyarat dengan menggunakan tangan.  Mereka setiap harinya mencoba menghapal gesture isyarat A-Z.  Huruf isyarat ini menggantikan tren bahasa rahasia mereka setelah demam semaphore dan “bahasa huruf G”.  Tahu bahasa huruf G? dimana "agakugu" itu artinya adalah "aku".
Sayangnya, kadang huruf isyarat ini dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan cinta monyet mereka.  Positifnya, mereka akhirnya bersemangat mempelajari sesuatu yang baru.
---
Masih banyak lagi cerita menarik yang sudah terjadi dan akan terjadi di perpustakaan Bandar Agung.   Salah satu milestone menarik nanti adalahpada akhir bulan Mei ini, jika tidak ada halangan, Sriwijaya Menyala, satu bentuk derivasi Indonesia Menyala di daerah Palembang, akan datang berkunjung ke perpustakaan kami untuk menyerahkan beberapa buku.
Perpustakaan kami akhirnya jadi juga.  Akan ada banyak kegiatan-kegiatan dan manfaat positif yang akan dipetik di perpustakaan ini.  Kami bersyukur dengan adanya fasilitas ini, murid-murid pun dapat memahami arti buku adalah jendela dunia.  Tidak lagi secara teori, tetapi mereka benar-benar merasakan manfaat buku-buku ini melalui membaca.
Berkah yang mereka dulu katakan dengan lantang, “Perpus kami sudah jadiiii!”

Istri Bupati Mengajar

oleh Hanif Azhar in muara enim, airguci, Indonesia Mengajar, indonesia mengajar 0
“Ibu Bupati datang, Ibu Bupati la sampai talang!” teriak Edo dari kejauhan. Suaranya samar, namun berulang. Kelamaan, semakin keras, dan spontan semua anak berbaris rapi masuk ke dalam kelas.
Kamis, 2 April 2015 merupakan hari bersejarah di talang Airguci, Desa Sugihan, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muara Enim. Seorang tamu istimewa  akan masuk ke pedalaman hutan Sumatera Selatan ini untuk menyapa dan bermain bersama anak-anak SD Negeri 10 Rambang kelas jauh. Beliau adalah Ibu Shinta Paramitha, istri Bupati Muara Enim.
Bagi kita yang tinggal di kota-kota metropolitan, khususnya yang berada di pulau Jawa, bertemu dengan para pejabat bisa jadi hal yang sangat lumrah. Apalagi di era penciteraan seperti sekarang. Namun, hal itu berbeda dengan keadaan kami di pelosok hutan Sumatera Selatan. Jangankan pejabat, anak-anak pun akan sulit mengenali wajah camat maupun lurahnya sendiri. Karena kami memang tinggal di lingkungan sebuah talang, pemukiman kecil di dalam hutan. Tanpa listrik, tanpa akses jalan hitam.
Sesampainya Ibu Bupati beserta rombongan sampai di gedung sekolah, anak-anak langsung menyambutnya dengan alunan musik angklung. Dua lagu kebangsaan, Tanah Air dan Syukur, menjadi pilihan sebagai lagu penyambutan. Ibu Shinta tersenyum melihat penampilan mereka. “Anak-anak Airguci sangat berbakat. Sayang kalau sampai tidak dikembangkan potensinya,” ujar beliau ketika menyampaikan sambutan. Kemudian beliau juga diminta untuk meresmikan gedung sekolah baru yang sudah dipakai dua bulan ini.
Setelah itu disusul dengan penampilan kreativitas lainnya. Ada berbagai macam tarian dan nyanyian, baik menyanyi solo maupun paduan suara. Ada juga workshop karya anak, berupa origami maupun desain batik yang seminggu lalu sempat membawa tropi juara dari kabupaten. Kemudian kekaguman Ibu Bupati semakin lengkap dengan penampilan pantomim sebagai penutup kegiatan kreativitas.
Beliau semakin tercengang ketika mengetahui bahwa semua penampilan ini hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk persiapan. Anak-anak Airguci memang spesial *1). Mereka sudah terbiasa tampil di depan. Mental juara sudah tertanam di dalam jiwa mereka. Tak ada rasa malu lagi ketika di depan panggung. Karena, dalam kegiatan belajar sehari-hari, mereka sudah terbiasa dengan Student Centre Learning (SCL). Bahkan, bermain sambil belajar di hutan pun dapat menjadi ajang latihan kreativitas yang menyenangkan *2).
Ibu Shinta merupakan ketua PKK Kabupaten Muara Enim. Berkolaborasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan, beliau melaksanakan Program Makanan Tambahan (PMT) untuk anak sekolah di SD Negeri 10 Rambang kelas jauh. Susu, telur, kacang hijau, pempek ikan, nugget ayam, dan berbagai macam olahan daging. Beliau membagikannya sambil menjelaskan pentingnya mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna.
 “Anak-anak, mengapa kita harus makan makanan bergizi seperti susu, telur, kacang hijau, pempek ikan dan nugget ayam?” tanya Ibu Shinta. “Supaya tumbuh sehat dan pintar seperti Ibu Bupati,” jawab seorang anak. Beliau membalasnya tersenyum. “Tapi Ibu, makanan-makanan itu mahal nian. Kami dekde pacak belian Ibu,” sambung anak lainnya. Memang, bagi kami, makanan-makanan itu teramat mewah. Belum tentu pula kami dapat memakannya kalau tidak ada program bantuan seperti ini.
Selain itu, beliau juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk Program Cuci Tangan Pakai Sabun. Dengan sabar, beliau mengajarkan anak-anak cara mencuci tangan yang baik dan benar. “Anak-anak, kita semua harus membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan, dan setelah dari kamar mandi. Jangan lupa pakai sabun ya,” ajaknya lembut. “Ibu, kalau la besak kakgi, kami galaknya jadi uhang lok ibu. Cantik, pintar, baik hati, dan menjadi istri bupati,” ujar Kayla polos, anak kelas satu.
Terimakasih kepada Ibu Shinta Paramitha, istri Bupati Muara EnimA, yang sudah berkenan blusukan ke hutan seharian untuk belajar dan bermain bersama anak-anak SD Negeri 10 Rambang kelas jauh. Mungkin bagi ibu, hal ini sekedar  refreshing yang menyenangkan dari segala macam kesibukan pemerintahan. Namun bagi kami, ini adalah momen langka yang akan selalu diingat sepanjang masa. Kami dapat berjabat tangan dan bermain bersama Ibu Bupati di pedalaman hutan, merasakan terik matahari di talang, dan menampilkan berbagai macam kreativitas kami.
Ketika di layar kaca selalu dihiasi dengan berita-berita penciteraan para elit politik yang mengatasnamakan rakyat. Entah, rakyat yang mana. Saya bersyukur, masih mempunyai sosok pemimpin yang humble dan peduli kepada rakyat. Tidak melulu tentang penciteraan, beliau langsung turun tangan dan menyapa kami di pelosok hutan Sumatera Selatan.

Catatan kaki :
*1) Setiap anak itu spesial, termasuk anak-anak Airguci (baca selengkapnya di http://indonesiamengajar.org/cerita-pm/hanif-13/budak-talang-budak-balam)
*2) Belajar dan bermain di hutan merupakan ajang latihan kreativitas yang menyenangkan (baca selengkapnya di http://indonesiamengajar.org/cerita-pm/hanif-13/legenda-pangeran-i-love-you)

Lowongan terbuka Kepengurusan 1000guru

Dear rekan-rekan semuanya,

Dari tahun ke tahun semakin banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang memanfaatkan wadah bersama kita ini untuk memberikan semangat baru yang penuh harapan dan energi positif bagi adik-adik di SMA.

Sarjana Mendidik di daerah 3T, SM3T Awal Karir

Setelah menggenggam ijazah sarjana, saya hanya memiliki satu tekad; ingin mengabdikan diri di tempat yang tepat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Keinginan itu terwujud, ketika adanya program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang di selengarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T. Program Nasional yakni Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM-3T).
Melalui LPTK penyelenggara Universitas Negeri Manado (UNIMA), kamipun diberi kesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai calon sarjana mendidik di daerah 3 T. Program SM-3T dimaksud untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa. Melalui program tersebut, saya tahu tugas pengabdian ini, tidak memungkinkan untuk mengharapkan imbalan gaji yang besar. Justru sebaliknya, saya dituntut untuk memiliki rasa pengabdian yang tinggi.
Perlahan tapi pasti, dengan ketulusan hati, saya diterima sebagai Sarjana Mendidik di daerah 3 T, dan langsung direkomendasikan mengikuti serangkaian kegiatan prakondisi yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara UNIMA dengan Pola 120 JP (lebih kurang 12 hari) untuk membekali kesiapan mental, fisik, akademik dan ketahanmalangan.
Dua belas hari kita diberi pembekalan, kini lokasi untuk daerah sasaran masing-masing anggota SM-3T diinformasikan. Ada sedikit keragu-raguan dan ketidak sanggupan, karena mengingat LPTK penyelenggara UNIMA mendapat penempatan di daerah sasaran provinsi Nusa Tenggara Timur tesebar di tiga kabupaten yakni Sumba, Larantuka, dan Manggarai Timur. Lokasi-lokasi yang menjadi daerah sasaran secara geografis adalah daerah yang cukup jauh dari tempat kita tinggal, dan jujur saja ini adalah pertama kalinya saya akan menginjak tanah rantau.
Sebagai guru anak-anak berkebutuhan khusus saya di tempatkan ke Kab. Manggarai Timur dan jika disesuaikan dengan prakondisi saat pengenalan daerah Manggarai Timur, digolongkan tempat yang kaya akan kepedulian terhadap sesama, masyarakat yang ramah, saling menghormati, dan menghargai kehadiran sesosok Guru. “Tapi saya berprinsip bahwa dimanapun kita berada, jika kita membawa diri dengan prilaku yang sewajarnya, kita tidak akan diabaikan apalagi dipersalahkan”.
Ada sedikit kelegahan dalam hati ini, mengingat dalam perantauan di tanah orang apapun kondisinya tapi satu etika budaya yang begitu kental, itu sudah sangat memberi ketenangan.
Terkadang di tengah kesunyian malam hari menjelang tidur, saya merenung hakikat kehidupan yang penuh warna, problema sekaligus tantangan, sering terfikir “Apakah saya sanggup ? bisakah saya bertahan ? dan dapatkah saya membawa perubahan ?”
Sumber : http://omkacili.blogspot.com

Para Pemimpin

oleh Jovanni Enralin Silalahi
Om Jait. Begitulah biasanya Kades Muara Medak dipanggil oleh para warganya. Kades yang memiliki nama lengkap Marudut Panjaitan ini memulai karirnya di desa sebagai sekretaris desa. Ketika masih menjabat sebagai sekdes, beliau sangat aktif untuk terjun ke masyarakat, bahkan PM pertama di Muara Medak pun berhasil mengelilingi hampir sebagian besar dusun di Muara Medak karena bantuan beliau. Beliau juga aktif mengajar siswa paket B ketika masih menjabat menjadi pejabat sementara pengganti kades.
Sekarang, pejabat sementara pengganti kades itu pun sudah resmi menjadi kades Muara Medak yang disukai para warganya. Ramah dan mau terjun ke masyarakat, membuat warga desa Muara Medak tidak lagi mempersoalkan kesukuan kades yang notabene bukan berasal dari suku Palembang ataupun Sumatera Selatan. Setelah menjadi Kades pun, beliau masih menyempatkan diri untuk membantu mengajar di SMP Kelas Jauh meskipun tidak lagi sesering yang dulu karena kesibukannya sebagai Kades baru. Beliau juga sangat mengusahakan untuk tetap ikut mengurus kelanjutan Paket B di desa meskipun tidak lagi bisa mengajar seperti biasanya.
Memasuki bulan-bulan terakhir di penempatan, saya sebagai salah satu pengurus Paket B diharuskan untuk memberitahu kepada para wali murid mengenai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional yang akan dihadapi para murid paket B. Untuk itu, saya meminta bantuan kepada Kades untuk dapat menghadiri pertemuan saya dengan para wali murid sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan paket B ini. Awalnya, saya berpikir bahwa akan sulit sebagai seorang Kades untuk menghadiri pertemuan seperti ini dengan kesibukannya, terlebih dengan jumlah peserta paket B yang sedikit, hanya 5 orang. Tapi ternyata, kekhawatiran itu tidak terwujud. Kades kami datang tepat waktu, bahkan disaat beberapa wali murid belum datang.
Pertemuan itu dihadiri oleh 3 orang wali murid, dimana satu wali murid tidak bisa hadir, sedangkan satu peserta paket B lainnya mengundurkan diri. Di dalam pertemuan ini, saya merasa sangat terbantu akan kehadiran Kades. Warga juga menjadi semakin terbuka dan berbicara dengan santai namun tetap pada fokus pertemuan kami saat itu. Nasehat serta saran-saran yang membangun dikemukakan oleh beliau kepada para wali murid. Salah satu nasehat yang kala itu juga menggugah hati saya adalah, “Jangan berpikiran kalau semua ini tak ada artinya, bahwa mengikuti paket ini sia-sia karena nantinya akan berujung di dapur saja. Ingatlah bahwa semua ini menjadikan pengalaman sendiri bagi anak-anak kita. Dan pengalaman itu adalah ilmu yang pastinya akan terpakai oleh anak-anak kita.”

Cek Anne. Begitulah saya memanggil sosok Kartini desa Muara Medak yang akhir tahun lalu baru saja melepas masa lajangnya. Cek Anne merupakan warga Muara Medak pertama yang menjadi sarjana dan bekerja di Pertamina dan menjadi contoh bagi seluruh pemuda Desa Muara Medak hingga saat ini. Tidak berlebihan memang jika Cek Anne dijadikan panutan bagi hampir seluruh pemuda. Posisinya sebagai ‘Putra Daerah’ di Pertamina membuat beliau berusaha lebih agar desanya dapat lebih maju dan berkembang dengan bantuan perusahaan dimana ia bekerja.
Meskipun tidak bekerja di bidang CSR, Cek Anne menggunakan posisi putra daerah tersebut untuk mempengaruhi pihak CSR agar dapat membantu desanya, salah satunya adalah untuk memajukan pendidikan desa Muara Medak. Di bidang pendidikan sendiri, dengan campur tangan Cek Anne, SDN Muara Medak di tahun ajaran 2013/2014 mendapatkan bantuan seragam dan alat tulis serta pelampung bagi keselamatan anak-anak yang kala itu menyebrang dengan menggunakan sampan, belum ada tongkang sebagai sarana transportasi masal.
Sedangkan di tahun ajaran 2014/2015 ini, SDN Muara Medak mendapatkan bantuan berupa pembangunan tanaman toga (apotek hidup), serta penambahan lokal untuk kelas, UKS dan perpustakaan yang masih bertahap sampai sekarang. Selain di tingkat SD, Cek Anne juga mengarahkan bantuan dari CSR Pertamina untuk juga dapat membantu PAUD yang didirikannya dengan pembangunan lokal yang resmi, serta perbaikan dan penambahan lokal bagi SMP Kelas Jauh.
Selain yang berkenaan dengan pembangunan fisik, Cek Anne juga memperhatikan kelanjutan pendidikan bagi para pemuda di desanya. Sudah ada 2 pemuda desa yang berhasil melanjutkan sekolah sampai tingkat D3 di Poltek Unsri dengan bantuan beasiswa penuh dari Pertamina. Bantuan seperti ini memang sangat dibutuhkan, terlebih bagi para pemuda desa yang kekurangan informasi terhadap beasiswa-beasiswa di perkuliahan.
Om Jait dan Cek Anne. Sosok-sosok pemimpin yang saya temukan di Desa Muara Medak. Kolaborasi mereka berdua membuat saya benar-benar kagum. Semoga semangat untuk terus menerbarkan kebaikan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan membawa angin segar bagi kemajuan Desa Muara Medak kedepannya. Om Jait dengan kesediaannya untuk menyempatkan diri di sela-sela kesibukan, namun tetap hangat untuk mendengarkan curahan hati para warganya, serta tidak segan-segan untuk berbagi ilmu dilengkapi dengan Cek Anne, pemudi yang terus menjaga dan mengembangkan desanya, semoga membawa Muara Medak lepas dari isu-isu ketertinggalan yang selama ini mengikutinya. Dan semoga, akan semakin banyak lagi bermunculan sosok-sosok pemimpin lainnya yang akan terus mewarnai Desa Muara Medak.

Jumat, 10 April 2015

Beasiswa KOMINFO

Program beasiswa S2 luar negeri Kementerian Kominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada membuka kesempatan dan menyediakan beasiswa pendidikan S2 di luar negeri bagi PNS di lembaga kementerian dan non-kementerian termasuk PNS TNI/ POLRI, baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta karyawan/ karyawati swasta yang bekerja di bidang TIK.

Persyaratan:

1. Lulusan sarjana (S1)
2. Memiliki IPK minimal 2.90 (dari skala 4)
3. Memiliki nilai Institutional TOEFL (ITP)  minimal 570 atau IELTS minimal 6.5
4. Memiliki nilai Tes Potensi Akademik (TPA) minimal 550
5. Mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang
6. Diutamakan :
a. Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun
b. Berusia maksimal 35 tahun
c.Belum memiliki gelar dan tidak sedang menerima beasiswa lain dan/atau sedang mengikuti program pendidikan S2
d. Memiliki Unconditional Offer dari Universitas sesuai dengan daftar bidang studi yang ditetapkan.
Untuk tahun 2014, pendaftaran dibuka pada tanggal 2 Januari 2014 dan ditutup pada 15 Februari 2014 di situs http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/beasiswa/pendaftaran/beasiswa-luar-negeri/daftar-online/  dan penyerahan berkas lamaran beasiswa paling lambat tanggal 15 Februari 2014 (cap pos).
Pelamar Program Beasiswa didorong untuk melamar bidang studi di universitas negara tujuan studi sesuai daftar yang ditetapkan oleh Balitbang Kominfo. Daftar bidang studi, universitas dan negara tujuan studi dapat dilihat di sini.
Informasi lebih lanjut mengenai Program Beasiswa ini dan formulir pendaftaran dapat diunduh di website www.balitbang.kominfo.go.id/beasiswa

Beasiswa PhD DIKTI ke Belanda

Beasiswa PhD DIKTI kerjasama DIKTI dan Nuffic Neso Indonesia untuk dosen tetap di lingkungan Kemdikbud untuk mengikuti program doktoral di Belanda.

Kami Datang, Kami Berjuang, Kami Menang

oleh Eko Andik Saputro in Batui Selatan, Banggai, bangga
"Selanjutnya, nomor regu 15, Kontingen Batui Selatan! Jumlah peserta 16 siswa, jumlah pelatih 18 orang," ucap pembawa acara saat parade pembukaan O2SN dan FLS2N tingkat Kabupaten kemarin. Satu kata saat itu, bangga!! Kami tergabung satu tim, Kontingen Batui Selatan. Mulai sekarang tak ada yang namanya lawan, semuanya menjadi kawan. Pun demikian sekolah kami berasal telah kami tanggalkan. Kami datang, kami berjuang, kami menang. Itulah tekad kami. Tekad yang kami bawa sejak dilepas oleh Ketua UPT Kecamatan Batui Selatan. Kami menginap di salah satu rumah guru yang kebetulan mempunyai kos-kosan kosong. Kami saling mendukung satu sama lain. Saya bahagia melihat tim ini begitu solid. Bahagia juga melihat ekspresi anak-anak. Mereka begitu senang bisa bertanding di kabupaten, mendapatkan teman baru dan pengalaman baru. Saya tak pernah mendampingi anak-anak lomba secara tim seperti ini, pengalaman pertama bagi saya. Kalau tidak menjadi Pengajar Muda, hal ini tak akan terjadi, bahkan saya pikirkan saja tidak. Menyenangkan? Pastinya! Saya bisa menjadi lebih dekat dengan guru-guru SD lain. Anak-anak saya juga bertambah. Anak-anak bintang Batui Selatan. Kami datang, kami berjuang, kami menang. Kami telah datang secara kekuatan penuh untuk berjuang menakhlukkan tantangan dan harapannya kami menang baik kemenangan nyata maupun kemenangan secara tersirat. Aamin. *Aula Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Banggai, 9 April 2015

LKTIN Green Scientific Competition 2015

BSO Engineering Research Club (EneRC) Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang proudly present 
LKTI GSC (Green Scientific Competiton) 2015.
LKTI GSC 2015 merupakan sebuah kompetisi menulis karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan oleh BSO EneRC FT UNNES untuk seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia. Sebagai acara puncaknya, akan dilaksanakan penanaman mangrove sebagai bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan dan kehidupan di Indonesia.
klik untuk perbesar

GSC 2015 mengangkat sebuah topik atau tema :
"Inovasi Penyelesaian Permasalahan Perkotaan, Pedesaan, dan Pesisir di Indonesia"

Sub Tema :
  1. Perkotaan : Mencakup permasalahan transportasi kota, tata lingkungan, sosiologi kota, pengelolaan limbah kota, urban water (air untuk kebutuhan masyarakat), green energy.
  2. Pedesaan : Mecakup permasalahan pengembangan ekonomi di pedesaan, pengoptimalan sumber daya alam pedesaan,dan pengembangan pangan lokal di pedesaan.
  3. Pesisir : Mencakup permasalahan banjir ROB dan abrasi air laut, pengelolaan sumber daya pesisir, dan pengembangan ekowisata pesisir.
Jadwal Pelaksanaan :
  • Batas akhir pengumpulan karya tulis beserta dokumen tambahan (SOFTCOPY) : 3 Mei 2015 Pukul 11:59 WIB (Siang Hari)
  • Tahap seleksi karya tulis : 4 Mei – 16 mei 2015
  • Pengumuman finalis : 17 Mei 2015 Pukul 23:59 WIB
  • Technical Meeting : 5 Juni 2015 Pukul 19:00 WIB
  • Grand Final LKTI GSC 2015 : 6 Juni 2015
  • Penanaman Mangrove di Semarang Barat dan
  • Pengumuman Pemenang LKTI GSC 2015 : 7 Juni 2015
Pusat Informasi :
Contact Person : 0823 – 2269 – 2007 (Purtiah) | 0856-5954-1719 (Triyanto)
Website : http://gsc2015.enerc.org
E-mail : lktigsc2015@gmail.com
Facebook : fb.com/enercftunnes | Fb.com/enerc.unnes (Enerc Unnes Mengudara)
Twitter : @ENERC_FT_UNNES | @GSC_EneRC
Youtube Channel : EneRC FT Unnes
Sekretariat : Gedung E2 lantai 1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran – Gunungpati – Kota Semarang 50229
info ini dikirimkan oleh Nur Noor

NB ! Silahkan Copy paste, dengan tetap mencantumkan sumber ke info-lomba.com juga. Trims :-) Follow twitter kami: @infolomba_indo Like Fb kami: info lomba

Mimpi Kunang-kunang Lanai

oleh Rif'at Darajat in mimpi, cita-cita, Desa Petiku, SD Lanai, Paser, impian
Segelas jeruk nipis hangat dan sepiring nasi hangat dengan lauk pauk sederhana sisa tadi malam adalah sarapan terbaikku di desa yang sunyi ini, Desa Petiku. Pukul 7.30 WITA, seperti biasa, aku berangkat ke sekolah tempatku mengajar, SDN 020 Longkali, atau lebih dikenal dengan sebutan SD Lanai. Yang membuat tidak biasa dari hari ini adalah aku akan menemani murid-muridku menyelesaikan proyek mereka. Bukan proyek besar seperti halnya kontraktor atau tenaga sipil di kota-kota besar, cukup berupa majalah dinding di SD Lanai, yang sudah lama belum diganti.
Majalah dinding tersebut nantinya akan berisi mimpi Kunang-kunang Lanai. Sebutan ini sebenarnya tak jauh dari kehidupan nyata murid-muridku. Mereka, murid-murid SD Lanai, menyebut dirinya Kunang-kunang Lanai seperti halnya kunang-kunang yang tinggal di pohon rambai, sepanjang rumah mereka. Setiap malam, di sepanjang Sungai Telake, kunang-kunang bersinar di sepanjang pohon rambai yang berjajar. Indah dan mempesona, seperti pohon natal dengan lampu-lampunya yang cantik. Karenanya, majalah dinding baru ini memiliki sebutan Pohon Impian Kunang-kunang Lanai.
Balutan kardus bekas menghiasi Pohon Impian Kunang-kunang Lanai, ditambah dengan potongan-potongan cetak telapak tangan murid-murid SD Lanai sebagai dedaunannya. Bunga-bunga origami karya mereka pun ditambahkan untuk mempercantik pohon mimpi tersebut. Dibalik kesederhanaan Pohon Impian Kunang-kunang Lanai secara visual, ada mimpi-mimpi besar yang berani mereka tuliskan, sebagai janji atas kehidupan mereka.
Berbagai harapan dan cita-cita, mereka torehkan, dari yang dekat dengan kehidupan mereka hingga mimpi di masa yang akan datang.
“Aku ingin sekolahku lapangannya luas,” tulis seorang murid. Murid yang lain menuliskan, “Aku ingin guru yang tulus.” “Aku ingin sekolahku menjadi juara.” Tulisan dari murid lain menyebutkan, “Aku ingin sekolahku ramai.” Harapan-harapan itu tertulis secara wajar sesuai dengan kondisi sekolah mereka, yang memiliki sebidang papan kayu, yang disebut sebagai lapangan, yang cukup untuk melaksanakan upacara hari senin bersama dengan 57 siswa.
Cita-cita masa datang yang mereka tuliskan pun bermacam-macam, dari yang ingin menjadi guru, pemain sepak bola, tentara, hingga presiden. Boleh jadi mimpi-mimpi itu terlalu besar untuk SD Lanai yang kecil, yang terletak di seberang Sungai Petiku. Hanya saja tidak ada yang salah dalam bermimpi, karena yang terpenting adalah usahanya. Bahkan jika semesta mendukung, bisa jadi murid-murid SD Lanai nantinya dapat menyusul alumninya ke posisi-posisi tertinggi di pemerintahan, seperti Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Paser dan Kepala BAPPEDA Kabupaten Paser periode ini, yang berasal dari desa tempat mereka tinggal.
“Hidup itu sederhana... Berani bermimpi, lalu mewujudkannya.”

Dukung dengan Mengajar

Indonesia Mengajar mengundang Anda: generasi terbaik bangsa ini untuk ikut menjadi bagian penting upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Mari menjadi Pengajar Muda!

Apakah Anda generasi muda terbaik bangsa ini?

 



Indonesia Mengajar mengajak Anda yang memiliki semangat mengabdi dan cita-cita tinggi untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak sampai ke pelosok Indonesia untuk mengabdi selama 1 tahun menjadi Pengajar Muda.
Daftarlah menjadi Pengajar Muda, jika Anda memiliki kepedulian sosial serta bisa mengedepankan jiwa kepemimpinan yang ditunjukkan dengan pengalaman berorganisasi atau kegiatan lain. Semangat juang, kemampuan adaptasi yang tinggi, menyukai tantangan dan kemampuan problem solving serta mampu menghargai dan berempati terhadap orang lain adalah bekal penting yang perlu dimiliki oleh seorang Pengajar Muda.
Syarat utama untuk menjadi Pengajar Muda adalah Warga Negara Indonesia, belum menikah dan sehat secara fisik dan mental serta bersedia ditempatkan di daerah terpencil selama satu tahun. Diutamakan fresh graduate atau kurang lebih 2 tahun setelah lulus dari berbagai disiplin ilmu, usia diutamakan di bawah 25 tahun dan memiliki IPK atau nilai akademis yang baik.

Segera tuangkan semangat dan ketulusan Anda melalui aplikasi online disini untuk bergabung menjadi Pengajar Muda !

Apakah Anda memenuhi persyaratan di atas?

 

Call For Paper | 8th ECCENTS 2015

Eccents merupakan salah satu program kerja rutin tahunan dari Departemen Keilmuan Himpunan Mahasiswa Universitas Airlangga

LKTI ditujukkan kepada Mahasiswa/i Perguruan Tinggi se-Indonesia

Subtema LKTI - Mahasiswa : 
1. Kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan di sektor industri 
2. Penguatan daya saing di sektor industri dalam menghadapi pasar bebas 
3. Peranan pelaku industri dalam penciptaan inovasi produk dan persaingan usaha 
4. Peranan perbankan dalam permodalan di sektor industri 
5. Pengembangan teknologi dalam penguatan industrialisasi dari hulu ke hilir 
6. Perlindungan produk nasional dalam menghadapi persaingan di pasar bebas 
7. Pengoptimalan sektor UMKM guna penguatan sektor industri 
8. Peranan industri hijau untuk menjaga keseimbangan sumber daya alam

Dengan tahapan LKTI :
Research Competition, batas pengumpulan akhir Call for Paper 8 Mei 2015 & Meet The Judicators 9 Juni 2015

15 Tim terbaik berhak maju ke tahap semifinal dan mengikuti rangkaian acara 8th Eccents

Rangkaian Acara :
  • Dialog Nasional 8 Juni 2015
  • Meet The Judicators 9 Juni 2014
  • Company Visit & Field Trip 10 Juni 2015
Catat tanggalnya, kirim papernya, dan jadilah jawara Eccents selanjutnya! 

More info follow @eccents on Twitter

info ini dikirimkan oleh Farah Chairun Nisa

Cara mengajukan Telekonferensi 1000guru

Dear 1000guru-ers

Lomba Fotografi Jurnalistik dan News Anchor "The 5th JUST Competition"

Open Competition

Sebagai rangkaian acara dari The 5th JUST! (Journalism Seminar & Talkshow), Departemen Komunikasi dan Informasi BEM FEM IPB 2015 mengadakan:
  • Lomba Fotografi Jurnalistik
  • klik utk perbesar
  • Lomba News Anchor (Pembaca Berita)
dengan total hadiah senilai jutaan rupiah!
Ketentuan Umum:
  1. Peserta lomba adalah perseorangan yang merupakan mahasiswa/i perguruan tinggi se-Jabodetabek.
  2. Peserta wajib melakukan pengisian formulir pendaftaran di http://bit.ly/JUSTform paling lambat tanggal 2 Mei 2015.
  3. Peserta diperbolehkan mengirim lebih dari satu karya.
  4. Batas akhir pengumpulan karya 16 Mei 2015.
  5. Setiap karya yang dikirimkan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain dan belum pernah dipublikasikan di media apapun.
  6. Karya yang dikirimkan menjadi hak milik panitia yang dapat digunakan untuk keperluan panitia namun hak cipta tetap milik peserta.
  7. Panitia berhak mendiskualifikasi peserta sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melakukan kecurangan.
  8. Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
  9. Peserta lomba tidak dikenakan biaya apapun.
  10. Dengan mendaftar diri sebagai peserta lomba, peserta telah dianggap menyetujui seluruh ketentuan teknis dan persyaratan yang telah ditetapkan panitia.
  11. Pemenang lomba akan diumumkan pada acara puncak The 5th JUST! tanggal 30 Mei 2015.
  • Lomba Fotografi Jurnalistik
Ketentuan Khusus:
  1. Foto yang dilombakan wajib sesuai tema, yaitu "Energi Alternatif".
  2. Foto yang diambil menggunakan kamera digital (DSLR, pocket). Tidak diperkenankan menggunakan perangkat nirkabel (kamera ponsel, tablet, dll).
  3. Olah digital diperbolehkan, sebatas perbaikan kualitas foto (sharpening, cropping, color balance, level, dodge/burn, dan saturasi warna) tanpa mengubah keaslian objek foto. Tidak diperkenankan foto berupa kombinasi/hasil olahan dari beberapa file (montase).
  4. Merupakan karya orisinil, bukan plagiat, dan bukan karya orang lain.
  5. Tidak mengandung unsur SARA, pornografi, serta tidak menyinggung pihak manapun.
  6. Karya dikirimkan dengan menyertakan judul, caption atau keterangan yang menuliskan cerita jurnalistik yang terkandung dalam foto maks. 100 kata, tanggal pengambilan gambar, nama peserta, dan asal Perguruan Tinggi serta melampirkan hasil scan Kartu Tanda Mahasiswa (dalam format .jpg) via e-mail ke lombajustIPB@gmail.com paling lambat tanggal 16 Mei 2015
  • Lomba News Anchor (Pembaca Berita)
Ketentuan Khusus:
  1. Berita dikemas dalam bentuk video dengan menyertakan fakta peristiwa sesuai tema, yaitu "Era Baru Transaksi Keuangan."
  2. Berita yang dibawakan berupa fakta, bukan opini, gosip, ataupun feature.
  3. Peserta berpenampilan rapi, sopan, dan menarik.
  4. Berita yang dibawakan harus mengikuti kaidah jurnalistik dengan berdasarkan rumus 5W + 1H serta menggunakan bahasa jurnalistik dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  5. Video wajib menyertakan subtitle Bahasa Indonesia apabila terdapat muatan dialog bahasa daerah/bahasa asing.
  6. Video yang dikirimkan berdurasi 3-5 menit.
  7. Hasil video diunggah ke Youtube dengan judul "CJ The 5th JUST_Nama lengkap_Asal Perguruan tinggi_Judul Berita_Tanggal Pembuatan".
  8. Mengirimkan link video yang sudah diunggah serta melampirkan hasil scan Kartu Tanda Mahasiswa (dalam format .jpeg) via e-mail ke lombajustIPB@gmail.com paling lambat tanggal 16 Mei 2015.
Contact Person: Ekky (087809073825)
Twitter: @JustIPB_
Ask.fm: ask.fm/justipb
info ini dikirimkan oleh the5thjust@gmail.com