Pernahkah Anda berangan-angan untuk bisa memainkannya kembali saat
ini? Mengingat saat ini permainan digital telah mengambil alih perhatian
generasi-generasi milenial dari permainan-permainan tradisional
tersebut. Bila iya, mungkin Anda bisa melakukannya dengan datang ke
komunitas Hong di Dago, Bandung.
Komunitas Hong yang di asuh oleh Zaini Alif, seorang dosen Sekolah
Tinggi Seni Indonesia ini, menjadi rumah bagi permainan-permainan
tradisional milik Indonesia. Zaini mengatakan bahwa saat ini dirinya
telah menemukan sekitar 2500 permainan tradisional yang tersebar di
seluruh daerah Indonesia.
“Saat ini ada 2.500 permainan yang telah ditemukan. Kalau dari Sunda
350 permainan. Indonesia ini negeri bermain karena banyak permainan di
negeri ini. Hidup ini pun penuh permainan,” katanya.
Hong sendiri dikatakan memiliki arti sebagai ungkapan dalam permainan ucing-ucingan.
“Ketika ada lawan yang ditemukan, maka akan diucapkan dengan suara yang
keras. HOOONG, yang artinya ketemu dalam bahasa Sunda,” ujar Zaini.
Ucing-ucingan adalah permainan versi sunda dari petak umpet yang kata
hong akan di ucapkan ketika lawan yang bersembunyi ditemukan oleh ucing
dan ucing berkata honggg! sambil menyebut nama lawan yang ditemukan
itu. Kemudian ucing harus berlari bersaing dengan lawan yang di ‘hong’
untuk menyentuh pos atau batul-nya.

“Saya saat di tanya orang Jepang tentang museum mainan, saya ingin lari rasanya dan enggak bisa jawab. Di Indonesia tak ada sedikitpun museum mainan, padahal mainannya sudah ribuan. Makanya saya dirikan komunitas yang bisa berkeliling dan dimainkan anak-anak,” tutur Zaini.
Tampaknya permainan tradisonal saat ini masih harus terus didukung agar tetap bertahan menghadapi derasnya permainan digital yang sudah melekat dengan generasi muda saat ini. Sebab saat ini permainan tradisional masih dianggap sebagai sesuatu yang kampungan.
“Permainan tradisional ini banyak dicari orang-orang luar. Anak-anak kita diajak bermain bukan untuk mundur kebelakng seolah-olah kampungan. Tapi untuk menyandarkan mereka pola itu tentang nilai kebangsaan,” imbuh Zaini.
disadur dari kabar24.com
Published by Bagus Ramadhan
0 komentar:
Posting Komentar